Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung membantah pernyataan Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bahwa Golkar bisa saja berubah haluan jika Jokowi-JK resmi menang.
Dalam pernyatannya, JK yang menyebut Golkar bisa saja mengulang kejadian seperti pada Pemilu 2004 silam. Kala itu dirinya tidak mendapatkan dukungan dari partai Golkar untuk mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun saat dinyatakan menang, Golkar justru berubah haluan. “Golkar itu, dinamis itu, bisa saja hari ini koalisi besok beruabh, itu biasa,” kata JK seperti dikutip dari Tribunnews.com, Senin (14/7).
Akbar Tadjung pun menunjukkan sikap konsistensi partai terhadap janji koalisi Merah Putih bentukan partai Gerindra. Ia menyebut bahwa koalisi akan terus bertahan hingga lima tahun ke depan dan tak dapat diingkari. “Koalisi tidak hanya memenangkan Prabowo-Hatta, tapi juga dibangun di DPR. Ini sudah dimulai secara faktual lewat pembahasan RUU MD3. Karena itu koalisi disepakati secara permanen lima tahun,” terang Akbar, seperti dilansir Inilah.com.
Pernyataan itu mematahkan anggapan JK bahwa Golkar kemungkinan akan menarik dukungannya dari pasangan Prabowo-Hatta jika terbukti kalah. Ia juga menandaskan bahwa kalah-menangnya partai koalisi, parpol akan sama-sama memenuhi janji koalisi hingga akhir masa perjanjian. “Itu memang harus dipahami. Ini kesepakatan lima tahun, harus ditandatangani,” pungkasnya.
Persoalan Jusuf Kalla dengan partai asalnya Golkar terbilang dilematis. Dalam kiprahnya terpilih dua kali sebagai pendamping calon Presiden, Golkar menyatakan sikap untuk tidak mendukung. Meski begitu, JK tetap tidak mempersoalkan keputusan partainya itu.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Inilah Media-media yang Didesak Cabut Izin Siarnya
Kisah Rachellia, Dikuasai Hasrat Menjadi Pria
Pastor Hernandez Perjuangkan Keselamatan Anak-anak di Jalur Gaza
PM Israel: Serangan Berakhir Jika Tujuan Kami Tercapai
Siap Kalah, Prabowo: Saya Hormati Apapun Keputusan Rakyat
Sumber : Tribunnews.com/Inilah.com/ls